3 Insight Mengenai “Konten Viral”, Ingin bisa juga?

Menurut saya sendiri, tidak ada rumus supaya konten bisa viral. Namun, setidaknya ada framework yang bisa kamu ikuti. Supaya peluang viralnya jadi lebih besar dan coba terapkan 3 hal ini.

Tips agar konten bisa viral

Viral gak selalu baik, ada juga viral pencemaran nama baik kan? Nah, jangan sampai ngejar viral tapi malah merusak nama kita sendiri.

Makanya, dalam membuat konten viral jangan diniatkan untuk viral tapi penuhi saja masalah/keinginan dari audiens.

Biar makin nendang, coba tambahkan 3 hal ini.

1. Perhatikan Opening Konten

Opening ini super-super penting biar audiens ketika melihat kontemu tetap mau lanjut untuk membaca atau menonton lebih lama lagi. Contohnya apa yang perlu diperhatikan?

  • Kalo bentuknya tulisan, perhatiin kalimat pertamanya.
  • Kalo bentuknya video, perhatiin 3 detik pertamanya.

Yaps, kalau jaman sekarang disebutnya adalah HOOK.

Perlu pinter-pinter membuat hook ini biar audiens makin tertarik tetapi tetap relevan dengan isi dari tulisan atau konteng yang dibuat secara menyeluruh.

Jangan cuma “Click Bait” aja.

2. Kenali Audiens Sedekat Mungkin

Ibarat kata kalau kita ngobrol sama temen kita sendiri, pasti kita tau cara ngobrolnya biar asyik dan nyambung.

Begitupun tentang menulis konten. Kalau Gen-Z dipakein gaya tulisan yang kayak tulisan dengan SPOK yang bagus banget dan menggunakan kata baku keknya juga tidak cocok ya.

Pilih-pilih juga kosa kata yang tepat.

Dan yang paling penting, kenali masalah dan keinginan dari target audiensmu biar tulisamu memiliki jiwa dan gak ngambang.

Contoh Menulis Konten dengan Target Audiens yang Tepat
Contoh Menulis Konten dengan Target Audiens yang Tepat

Pas saya screenshoot, sudah ada 118K impresi dari tweet tsb. Bagusnya thread itu adalah target yang baca itu tepat, yaitu hanya mereka yang mau daftar dan lolos beasiswa unggulan”.

Ditambah HOOK yang bagus juga dengan menambahkan kata “Disclaimer“. Jadi, bikin orang makin penasaran apa sih isinya.

3. Bermain dengan Sudut Pandang

Nah, yang ketiga ini jarang banget dipakai.

Kebanyakan orang memakai target audiens sebagai objek untuk melakukan sesuatu. Kenapa gak mencoba dibalik?

Misalkan, daripada menulis konten yang berbunyi “5 hal ini bisa kamu lakukan supaya bisa Google Ads”, mending dibalik dengan “5 Hal ini yang aku terapin hingga jago Google Ads”.

Kenapa angel ini penting?

Biar audiens juga merasa diajak ngobrol dan sharing bukan objek aja. Diajak merasakan apa yang kita lakukan atau dilakukan orang lain.

Misalkan tadi, kalau kita berbagi tentang 5 Hal ini yang aku terapin hingga jago Google Ads, pada akhirnya si audiens gak merasa tertekan harus melakukan sesuatu tetapi lebih kepada “aku mau coba juga ah, siapa tau bisa jago kayak di A”.

Contohnya kayak sudut pandang sharing kesehatan seperti ini. Seolah-olah yang nulis itu “baru tau” dan ingin sharing dengan pembacanya.

Bukan mengintimidasi “pembaca harus tau”.

Contoh angel dalam tulisan
Contoh angel dalam tulisan

Coba buat eksplore ini ya. Semua ada contoh, jadi bukan hanya tulisan angan-angan saya saja ya wkwk

Semoga bermanfaat walau singkat.